Selasa, 04 Juni 2013

Titik Sementara.

Dari sekian ribu juta kilogram keringet kita selama ini, hasil pencapaiannya selebih lebih nya cuman setengahnya palingan. Kalau lain katanya, udah manjat tinggi tinggi ujungnya juga turun lagi.
Ini bukan masa awal, masa akhir juga bukan. Ini semi... masa proses. justru di masa ini orang banyak nyerah. Yaiya nyerah, perjuangannya sulit setimpal sama hasil. Tapi, justru semakin banyak perjuangan bakal semangkin banyak juga pengetahuan.

Kita semua punya pandangan sendiri tentang kehidupan. Dan ternyata, cara kita berfikir tentang kehidupan berpengaruh dengan tata kehidupan kita sendiri. 
Orang sukses gak hanya berpacu pada teori ilmu. karna sesungguhnya teori ilmu hanya membuat kita sukses semata. Tapi, berpandangan luas akan membuat kita sukses dimata diri sendiri dan mata orang lain.

Sukses itu bukan hanya mencetus, tapi juga menggerak. Buat apa banyak mencetus tapi tanpa sebuah tindakan? Talk less do more, bro!

Titik sementara, Zona proses seseorang untuk menggali lebih dalam kehidupannya sendiri.
Manfaatkan apa yang ada di sekeliling kita dan jadikan yang terdepan sebagai pacuan.

Teori malam ini;
" kita belajar teori pada masa awal, lalu pada masa semi/proses kita mempraktikan dan menggali serta mencari pengetahuan untuk masa akhir. " 




Sri Ganrefi. MorNight!

Salah Siapa ?

Kita punya satu perasaan yang sama. Kitapun punya pengertian yang sama. Kita juga pernah punya kenangan sama sama kan? Cukup jelas menggambarkan kalau kita sama sama sayang.
Tapi kenapa kita sama sama diam? Kenapa kita sama sama mencari? Jelas! Kita sama sama egois:).
Kita sama sama gak mau kembali padahal memiliki satu rasa. Kita tak mau memiliki dengan alasan 'takut menyakiti' padahal jelas jelas kita sama sama merasakan sakitnya sebuah pendaman!:'

Aku takmau kehilangan mu, tapi aku tak mau memiliki mu. Salah siapa?
Aku takmau kau bersamanya, tapi aku takmau juga kau bersamaku. Salah siapa?
Aku sayang kamu, tapi aku tak bisa bersamamu. Salah siapa?

Seolah olah kita memegang teguh bersama, bahwa kenangan kita memang abadi. Ya, hanya sekedar abadi, tanpa penyatuannya kembali.
Buat apa saling membohongi perasaan Jika sama sama membuat rapuh. Saling mendoai tapi tak saling berbagi kasih. Memendam rasa ini sepertinya memang takan ada habisnya.
Kita sama sama takut tersayat oleh masa lalu. Rasa sayang yang terus di pendam hanya membuat nya mengambang dan hambar.

Mungkin hanya perasaan ini yang tersisa. Kenangan-kenangan manis itu seolah terbakar oleh waktu yang terus berjalan. Apakah memendam dapat membuat perasaan terbakar juga oleh waktu? Aku harap tidak. Bukan hanya suatu egoku ataupun egomu saja untuk mencoba melapisi perasaan yang akan berujung kesakitan. Kita sama sama tidak salah untuk memperjuangkan yang seharusnya diperjuangkan bukan?

Jika suatu saat nanti aku ingin di dalam pelukan mu lebih lama...... disayangi mu lebih tulus.......
Apakah itu salah? Perasaan ini membuat kita akan semakin berharap pada garis yang tak jelas akar dan pucuknya. Mungkin harapan ini terus menggantung sampai kita mengerti bahwa ada hal yang membuatnya sangat berarti.


Jika memang Sayang, Cinta, dan Rasa takut kehilangan-pun tak cukup untuk menaytukan kita, lalu.....



SALAH SIAPA?!!